English

6. Merajut Jaringan Kerja Pendidikan Islam yang Terorganisir dan Terdata dengan baik.

user's Photo
16-12-2013 16:23

Cyber Madrasah  Sarana Merajut Jaringan Kerja Pendidikan Islam

Menuju Institusi Pendidikan Islam abad 21

A Riza Wahono  

( CREATE Foundation )

 

1.Pengantar

 

Allah SWT dan Rasulnya telah memerintahkan setiap muslim untuk mencari ilmu, dan menempatkan orang orang yang memiliki ilmu derajat ketinggian yang lebih dari pada orang orang biasa. Proses belajar di dunia Islam menjadi sebuah aktifitas manifesto penghambaan diri manusia kepada Tuhannya. Maka sangat layak ditemukan seseorang imam yang menjadi pemimpin dalam sebuah masjid, berperan juga sebagai  seorang guru yang memberikan pengajaran dan penjelasan pada setiap orang yang memerlukan.  Aktifitas pembelajaran dalam bentuk kelompok  kelompok pembelajaran berkembang sangat pesat dari masjid.  Dengan diskusi tidak hanya semata membahas fiqih atau permasalahan ibadah namun juga membahas mengenai masalah masalah kontemporer dunia dan penegtahuan lainnya.  Inilah yang terjadi diawal perkembangan Islam, pembelajaran menyebar dengan cepat dan muslim menjadi orang yang paling haus dalam mencari ilmu dan menyebarkan nya kembali.

Sebagai salah satu eksistensi pencaharian dan penyebaran ilmu, sebuah institusi pendidikan madrasah pertama bernama al-Karaouine   didirikan di tahun 859, oleh Fatima al-Fihri di  Fes, Maroko.  Ini merupakan sebuah institusi pendidikan yang pertama yang memberikan sertifikat kelulusan atau ijazah yang memberikan pengakuan atas keilmuan yang dimiliki seseorang sekaligus kualifikasi untuk izin mengajarkan ilmu yang dimiliki pada orang lain. Gelar ‘baccalareate’ yang saat ini kita kenal diperkirakan besar kemungkinan bersumber dari tradisi ini diambil dari frase ‘bi-haqq al-riwaya’ (= ‘the right to teach on the authority of another’) sebuah hak untuk mengajarkan ilmu dengan otoritas sebuah institusi.


Institusi pemberi gelar ini dengan cepat direplika dan menyebar keberbagai belahan wilayah Islam lainnya,  hingga ditahun 1000 perkembangan madrasah menjadi fenomenal di Timur Tengah.  Dengan pendirian Al Azhar di tahun 970, sebuah universitas pertama didirikan di Kairo  dan kemudian universitas lainnya menyebar ke Andalusia, dimana kemudian pelajar dari Eropa datang.  Konsep sebuah institusi sebagai pemberi lisensi atau sertifikasi ini kemudian juga diadopsi oleh institusi pendidikan di Eropa lainnya, Universities Bologna di Italy dan Universitas  Oxford di Inggris yang didirikan pada abad 11 dan 12 melanjutkan tradisi pemberian gelar kepada siswa siswanya yang berhak melalui  pengujian oleh seorang penguji pada setiap subjek tertentu.  Istilah college bahkan diadopsi dari bahasa arab “kulliyat” merefer kepada satu perkataan yang penting yang harus dipahami secara utuh.

 
Hingga kemudian di abad 18, sebuah sekolah yang rigid yang berpatokan pada kebutuhan industri diperkenalkan oleh Raja Prussia, di mana Sang raja mengharuskan  rakyatnya untuk mengikuti pendidikan dasar 8 tahun dibiayai oleh pajak,  yang diberi nama “Volksschule”. Sekolah ini tidak saja mengajarkan keterampilan yang diperlukan pada masa awal revolusi industry yang mengharuskan untuk dapat membaca, menulis dan menghitung tetapi juga pada penanaman etika, tugas, disiplin dan ketaatan.

Sekolah yang pendekatan style pabrik jenis inilah yang akhirnya sampai dan menyebar di Indonesia, sebuah sekolah di mana siswa masuk sekolah pada umur yang sama, dikelompokkan berdasarkan umur, tingkatan grade dan diperkenalkan pada kurikulum dan teksbook serta di uji pada titik tertentu. Semua siswanya diharapkan untuk memiliki kepatuhan serta disiplin dan  mengalami kemajuan dengan tingkatan yang sama sesuai kelompoknya.

 

2.Pergeseran Paradigm Pendidikan

 

Abad teknologi informasi ini menjadi saksi di mana kelas konvensional secara pasti mulai tergeserkan. Pembelajaran tidak lagi harus menyaratkan satu kelas umur sama atau terpenjara pada sebuah ruangan. Kedatangan internet telah memberikan satu komunikasi dunia dan sebuah akses pada informasi yang sebelumnya sulit didapat. Internet menjadi sebuah kunci pemberdaya pada sebuah institusi pembelajaran yang baru, di mana siswanya menggunakan informasi secara mudah dijarinya, dan bekerja secara tim untuk menyelesaikan tantangan permasalahan yang ada secara real.  Ribuan siswa di dunia telah memanfaatkan pembelajaran elektronik di sekolah, dan bahkan sekolah sekolah menyediakan instruksi dengan berbasiskan pada pembelajaran eletronik ini.

 

 
 

Tahun 2012 kemarin dunia pendidikan dikejutkan dengan adanya sebuah inisiatif besar oleh sekelompok penyedia jasa di Amerika yang bekerja sama dengan universitas terkenal  memberikan sebuah konsep pembelajaran terbuka,  online untuk siswa yang berjumlah massive tak terbatas atau lebih dikenal dengan Massive Open Online Course, MOOCs.  Konsep pembelajaran MOOCs yang merupakn sebuah terobosan baru ini tidak saja menyediakan bahan ajar secara online secara gratis, tetapi juga forum interaksi yang mengakomodasi diskusi dan komunikasi antara siswa, profesor dan tenaga asisstennya.

 

Konsep MOOCS dengan cepat menyebar kebelahan dunia  Eropa, Asia, Australia, Latin America dan lainnya telah meluncurkan layanan MOOCnya masing masing.  Koran Newyork Times secara khusus menamai tahun 2012 sebagai tahun MOOC dalam pendidikan. Menandai sebuah era pendidikan terbuka yang baru, di mana sang pembelajar  menciptakan sebuah keilmuan baru secara bersama sama.

 

 

3.Pembelajaran untuk Abad 21

 

Imam Ali Karamullah berkata

“Persiapkan anak mu menghadapi zaman yang bukan zamanmu”

sebuah kata  mutiara yang dipesankan oleh Imam Ali RA,  bahwa seoarang anak harus dipersiapkan untuk hidup bukan pada masa lalu, melainkan untuk berkarya di masa depan. Kini setelah 14 abad  berlalu, pesan ini kembali disuarakan oleh Alfin Tofler yang berkata

 

 Semua Pendidikan Harus Bersumber Dari Gambaran Masa Depan. Jika Gambaran Masa Depan Yang Diyakini Masyarakat Melenceng Jauh, Maka Sistim Pendidikan Telah Menghianati Kaum Muda."                         

 

 Jadi pada intinya pendidikan harus berorientasi masa depan, Karena kelak disanalah anak didik kita akan mengalami permasalahan baru dan diminta keluar dengan solusi baru. Keberadaan sebuah visi sangat penting, sebab dengan adanya visi maka  masyarakat bisa melihat kemana arah perencanaan serta mampu menilai kinerja serta seberapa jauh keberhasilan yang dicapai. Sebagai mana sebuah kesebelasan mempunyai target gawal yang hendak dijebol, maka segala strategi dan taktik dikerahkan untuk mencapai target menggoalkan bola ke gawang lawan. Para praktisi pendidikan seringkali engan untuk berbicara visi pendidikan entah mungkin karena takut dibilang menghayal atau atau takut dibilang tak membumi sementara permasalahan praktis memang telah menunggu dihadapannya atau memang phobi karena adakalanya visi cuma semata merupakan sekedar jargon jargon yang hanya manis di bibir saja yang tak pernah menjadi cetak biru strategi pencapaian visi

 

Melalui pendidikan formal dan informal, generasi muda perlu dipersiapkan untuk menghadapi zaman mereka. Jelas  bahwa pendidikan yang baik tidak saja mempertahankan dan menyampaikan kultur nilai serta sejarahdari masa lalau, tetapi juga persiapan keterampilan di masa depan.

Bernie Trilling menyarankan untuk mempersiapkan siswa di abad 21 ini dengan  3R (Reading, ’Riting and ’Rithmetic ) atau CaLisTung, dan 7 C   (Critical Thinking-and-Doing, Creativity, Collaboration, Cross-cultural Understanding, Communication, Computing, Career & Learning Self-reliance).

Saran ini kemudian diformulasikan secara khusus oleh sebuah koalisi komunitas bisnis, pendidik dan pembuat kebijakan di Amerika yang bernama Partnership for the 21st Century Skills yang memberikan sebuah kerangka  untuk pembelajaran Abad 21 sebagai berikut.

 

Dapat diamati dalam kerangka tersebut sebuah target lulusan untuk abad 21 adalah siswa yang memiliki 3R  (Reading, 'Riting, 'Rithmetic ), dan 4C  (Critical thinking, Communication, Collaboration and Creativity) serta keterampilan hidup dan karir  serta kemampuan informasi, media dan teknologi sebagai target yang diharapkan untuk abad 21. Kreatifitas dan Kolaborasi/kerja sama menjadi dua keterampilan yang penting dalam menyongsong Abad 21 mendatang.

 

 

4.Permasalahan Utama  

 

Dari kerangka diatas, kita dapat menilai bahwa kreatifitas  dijadikan sebagai salah satu atribut universal untuk survive atau merajut kesuksesan di abad 21 mendatang.  Ini selaras dengan prediksi tentang masa depan yang dilansir oleh Nomura Institute yang mengatakan

 
" Kreatifitas akan menjadi aktifitas ekonomi yang menggantikan fokus pada informasi saat ini (secara historis aktifitas ekonomi yang dominan dalam kehidupan manusia adalah agrikultur, produksi industri, dan informasi) “

Namun disadari bahwa penyemaikan keterampilan kreatifitas bukanlah hal yang mudah karena kemampuan berkreasi merupakan sebuah level pembelajaran yang memiliki orde paling tinggi dalam kerucut pembelajaran Blooms. Prosesnya membutuhkan proses berfikir tingkat yang paling tinggi, dalam menghasilkan ide baru, produk, proses atau dalam melihat sebuah kondisi permasalahan. Proses pembelajaran menciptakan kreatifitas tidak lagi dengan pembelajaran hapalan, namun memberikan dukungan pada sebuah proyek proyek kreatif bagi siswa.

 

 

Lebih jauh lagi, dimasa kini mencari sebuah solusi kreatif dan inovatif biasanya tidak lagi melibatkan satu orang tetapi lebih banyak pada sebuah kerja kolaboratif.  Jika di masa lalu kita banyak melihat penemuan penemuan dinamai oleh seorang penemu, di abad ini hampir beragam produk inovasi merupakan sebuah kreatifitas dari sekelompok individu, oleh karenanya proses penkooordinasian seluruh anggota tim diperlukan untuk membangun sebuah solusi inovasi terhadap sebuah permasalahan. Dengan menggabungkan keseluruhan kekuatan yang ada pada sebuah tim maka sebuah inovasi dapat dikembangkan.

 

 

Kolaborasi merupakan sebuah bagian kehidupan yang eksis di mana mana.  Ditemukan pada kegiatan ilmiah, dunia kerja bisnis,  milter, dan juga dikelas,  Menyadari kegunaan di dunia nyata, maka kolabirasi  merupakan sebuah pembelajaran yang penting untuk dengan segera diperkenalkan pada anak didik.

 

Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah diskusi  pada forum pendidikan dunia di London,  di mana  kelak pada   OECD’s international PISA study tahun 2015,  asesment pendidikan akan memasukkan sebuah keterampilan kolaborasi atau Collaborative Problem Solving pada 21st Century Skill assessment. Dengan hanya dua tahun tersisa maka pemerintah, sekolah dan para pendidik diharapkan segera mencari response dan alternative dalam membangun serta menggugah semagat kolaorasi serta kreatifitas  pada anak didik, Hal ini menajdi sulit karena ini merupakan sebuah proses mengukur sesuatu yang belum pernah dilakukan di level nasional ini bahakan di dunia internasioanl sebelumnya.  Hal ini merupakan permasalahan utama yang perlu mendapat pemikiran dan tindakan yang cepat dari para pelaku pendidikan.

 

  1. CyberMadrasah : 21st Century Learning Institution

 

Kerangka  untuk Pembelajaran Abad 21 secara spesifik memberikan gambaran luaran yang dihasilkan untuk abad 21 sekaligus juga memberikan gambaran institusi yang bagaimana yang diperlukan untuk menghasilkan graduate profile tsb. Ada 4 hal hal utama yang diperlukan menjadi pendukung terciptanya lulusan yang diinginkan oleh abad 21 yaitu

 

  1. Keberadaan standards dan assessment,
  2.  Kurikulum dan instruksi pembelajaran  ,
  3. Pengembanan professional dari para pendidiknya   
  4. Dan sebuah lingkunga belajar atau learning environment  yang mendukung

Sesuai dengan kemajuan teknologi komputer dan elektronik pada masa kini, maka institusi pendidikan tidak lagi harus dalam bentuk riil, nyata dalam bentuk gedung, namun dapat benetuk sebuah institusi  maya yang memiliki. Kemampuan untuk emanawarkan standard dan assessment, kurikulum dan instruksi pembelajaran, pengembangan professional dan lingkungan yang mampu membawa siswanya untuk menguasai keterampilan di abad 21. Sebagai mana peran MOOC yang sedang menjamur saat ini.

Dalam hal ini, Centre for Research on Education Arts Technology and Entrepreneurship, CREATE Foundation menawarkan alternative Cyber Madrasah sebagai sebuah  institusi maya yang menyediakan ke empat hal penting dalam menciptakan luaran siswa abad 21 tersebut.

 

 

 

CyberMadrasah adalah sebuah aplikasi manajemen sekolah berbasiskan Cloud computing, yang dicptakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah dalam mempersiapkan siswa yang mumpuni dalam keterampilan abad 21.  Cyber Madrasah menyatukan dan memadukan standard pendidikan, assessment,  kurikulum, silabus, RPP , pengembangan professional serta lingkungan belajar dalam sebuah dunia maya. Dia secara strategis mengkaitkan antara visi luaran pendidikan, perencanaan strategis sekolah,  pemetaan rencana kerja dalam mencapai visi pada rencan kerja dengan KPI dan skedul yang terencana, kemudian menerapkan perencanaan tersebut pada sebuah proses pembelajaran yang massive, open  dan online, baik untuk didalam kelas maupun di luar kelas sekolah.

Seluruh perencanaan pendidikan dan eksekusinya, serta seluruh kegiatan pembelajaransiswa dan pencapaian komptensi terekam secara jelas jejak rekamnya, pada database cloud.  Dibawah ini sebuah gamabaran proses strategis dari manajemen sekolah yang dapat dilaksanakan pada sebuah cybermadrasah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

CyberMadrasah merupakan sebuah  Massive Open Online Course (MOOC) untuk sekolah Islam/Madrasah yang juga dilengkapi dengan perangkat perencanaan strategis.

 

 

  1. Peran ISmile sebagai sebuah perangkat Sarana Merajut Jaringan Kerja Pendidikan IslamMenuju Institusi Pendidikan Islam Abad 21

 

 

Pembelajar abad 21 adalah seseorang yang berhasil menguasai keilmuan yang dalam prosessnya dia menciptakan, mengabungkan dan mengevaluasi informasi dari beragam subyek dan sumber. Dengan kata lain proses pembelajaran bukan lagiproses konsumtif melainkan juga proses kreatif dan produktif. Sebuah loncatan yang sangat jauh, sementara siswa siswa kita hanya berpola menerima dan mencerna keilmuan. 

Proses pendidikan klasik selama ini  beroperasi pada pada tahap pengenalan pengetahuan, sedikit memberikan pemahaman dengan  kedalaman yang semakin dangkal pada penggunaan pengetahuan. Kurang berhasil dalam mengembangkan kemampuan analisis yang kritis serta  tidak memberikan kemampuan untuk membangun elemen elemen hasil analisis menjadi sebuah benda/sistem yang baru yang lebih baik dan optimum.

 

Banyak kendala dalam menciptakan hasil pendidikan untuk mencapai tingkat tertinggi atau puncak dari kerucut antara lain, kesulitan akan bahan ajar yang terkini , pengajar yang kompeten serta sistem manajemen serta keuangan sekolah yang tak mampu menyediakan sarana sarana untuk meningkatkan kreatifitas bagi anak didiknya.  Tetapi yang terlebih parah adalah memang tidak adanya apresiasi baik dari pemerintah, sekolah dan guru guru akan pentingnya menanamkan kreatifitas dalam diri anak anak didik mereka. Kebanggaan sekolah saat ini adalah bila anak didik mereka mampu menembus ujian dengan nilai tinggi,  tak perduli dengan seberapa rendah pemahaman mereka atas esensi ilmu yang dipelajari apalagi mengerti pemakaian dari keilmuan itu sendiri.

Dilain pihak, dunia maya secara lugas memberikan seluruh sumber sumber yang diperlukan bagi seorang siswa untuk menjadi seorang pembelajar yang sesungguhnya beragam perangkat serta aplikasi tersedia bagi seoarang siswa yang telah tersambung dengan dunia internet .  jiak seorang siswa tersambung dengan dunia internet dalam melakukan pembelajarannya, maka siswa ini akan menjadi seorang pembelajar kelas dunia yang memiliki peluang untuk menciptakan inovasi,  karea dengan pembelajarn melalui internet maka bebrapa keterampilan kan terus terasah,  dan selanjutnya menjadi pijakan untuk melakukan kolaborasi bukan hanya pada ruang lingkup sekolah, atau nasional tetapi mendunia, tanpa batas geografi lagi.

 

 

Islamic School Massive  Interactive Learning environment di arahkan sebagai sebuah platform dan lingkungan pembelajaran yang mampu menciptakan siswa yang berkarya kreatif, otonomi, komunikasi dan kolaborasi.  Kepentingan dasar dari platform ini lebih didasari pada penggunaan perangkat yang dapat  mengakomodasi siswa yang penguasaan bahasa sedikit kurang untuk langsung terjun ke dunia yang lebih luas.  

 

Islamic School Massive Interactive Learning Environment, I SMILE   adalah sebuah lingkungan pembelajar yang menyediakan bahan interaktif, menyenangkan untuk setiap siswa belajar kapan saja dan di mana saja.  Ismile dapat diterapkan pada sekolah formal, atau digunakan siswa secara independent, di mana seluruh materi pembelajaram dapat diakses melalui web.  Beragam forum diskusi untuk kolaborasi, pemantauan dapat diterapkan sehingga menciptakan pemeblajaran  yang interaktif baik kepada sumber belajar maupun terhadap sesama siswa.     

The ISMILE mengadopsi target sebuah lingkungan pembelajar seperti yang disarankan oleh  Partnership 21 Century Skills :

  1. Menciptakan praktek epmeb;ajaran, dukungan manusia serta fisik yang mendukung terciptanya pemeblajaram dalam menciptakan luaran keterampilan abad 21 
  2. Mendukung terciptanya komunitas pembelajar professional agar para pendidikan dapat berkolabirasi, membagi praktek yang baik serat menuntegrasikan keterampilan abad 21 dalam kelas, 
  3. Menyediakan sarana untuk siswa belajar secara relew=van dan nyata dalam konteks duni abad 21 melalui pembelajaran berbasis proyek ( ]
  4. Memperkenankan akses yang sams pada perangkat nelajar, teknologi dan sumber bagi semu aorang. 
  5. Menyediakan rencana pembelajaran yang baik untuk menciptakan siswa abad 21
  6.  Mendukung keterlibatan masyarakat dan keterlibatan intrenasioinal dalam pembelajaran, baik secar atatap muka maupun online

 

Dengan I Smile, diharapkan proses pemecahan masalah secara kolaboratif dapat dilaksanakan. Proses bekerja sama untuk memecahkan masalah yang sama yang akan melibatkan seluruh siswa, melalui pertukaran ide,  pengetahuan dan beragam sumber dalam memecahkan permasalahan.  Dengan penguasaan TIK dan penerapan pembelajaran melalui ISMILE sebuah proses kerjasama networking dapat terbentuk dan secara langsung berimbas pada peningkatan kemampuan siswa untuk kreatif mengembangkan network social, dan ikut memberikan kontribusi  pengembangan masyarakat social. 

 

 

  1. Penutup

 

Abad 21 memberikan sebuah setting dan pandangan pendidikan yang berbeda untuk anak didik kita,  tak layak sebuah pendidikan yang menyiapkan anak didik untuk bersaing di masa depan namun proses serta materinya masih tetap berkutat pada metoda masa lalu yang konvensional.

Masa depan yang penuh dengan  kreatifitas, kolaborasi dan komunikasi menyiratkan diperlukannya sebuah institusi yang mampu memberikan wadah dalam penguasaaan keterampilan di abad 21.  CyberMadrasah dan ISmile merupakan sebuah alternative dalam mengisi kekosongan institusi yang penuh dengan nuansa kolaboratof dan kreatif tersebut.

 

Platform ISMILE- CyberMadrasah berbasis Cloud Computing telah dapat digunakan, dan sebagai mana layaknya sebuah perangkat alat bantu, optimasi alat akan berpulang pada si pengguna.  Semoga alternative ini mendapatkan sambutan yang positif dari siswa, guru maupun institusi sekoalh untuk bersama sama menyongsong abad 21

user's Photo
18-12-2013 10:58

Luar biasa, setuju banget dengan gagasan di atas. Saya berpikir bisakah siswa pada level puncak untuk membuat sesuatu jika misalnya saya, gurunya, belum pernah membuat sesuatu. Garapan yang mesti segera adalah di guru. Bagaimana guru bisa memberikan ide-ide kreatif untuk merangsang siswa agar bisa berkreasi lebih lanjut. Masalah utama menurut pengalaman saya adalah minimnya bacaan, atau tepatnya minimnya kemampuan baca berbagai literatur yang sesungguhnya mungkin tak terbatas banyaknya. Meskipun ide bisa dari mana saja tapi dengan banyaknya referensi itu akan lebih membuat guru dan siswanya dapat berbuat lebih. Contoh-contoh kreasi berikut awal mulanya muncul ide kreasi itu penting untuk diketahui sehingga akan ada kemunculan kreasi baru.

user's Photo
18-12-2013 11:05

Keep smilling...! :)

user's Photo
23-12-2013 15:55

Alhamdulillah, menurut Mas Urip, apakah guru guru sudah siap untuk digarap agar lebih kreatif,  dari pengalaman kalau guru yang sudah cukup lama mengajar kreatifitasnya dan agilitas terhadap teknologi baru sudah banyak berkurang. 
salam
 
 

user's Photo
17-04-2014 16:20

salam ka riza..saya sudah berhasil login. terima kasih